Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

LUKISAN TUHAN.

(Hari demi hari kulalui dikota yogyakarta menjadi mahasiswa teknik mesin diumy) Ada hari-hari dimana tak semua harapanmu terpenuhi. Ada hari-hari dimana kebahagiaan seolah hanya ditakdirkan untuk orang lain. Ada hari-hari dimana keburukan seperti mengumpul dan menjadi palu godam yang menghantam nasibmu. Ada hari-hari dimana saat begitu dibutuhkan, teman-teman terdekat menjadi yang paling jauh. Ada hari-hari dimana engkau merasa telah melakukan segalanya sebaik-baiknya, mengikuti dengan hati-hati semua jalan Tuhan, tapi yang engkau terima adalah duka cita. Ya, secara manusiawi kita boleh dan wajar berteriak histeris, memaki-maki dan mempertanyakan keadilan Tuhan ada dimana. Ya, sebagian besar orang yang pernah hidup di bumi ini akan melakukan hal yang sama: untuk semua hal buruk yang terjadi maka jawaban yang paling masuk akal adalah menyalahkan apa saja, siapa saja. Tapi jika engkau memilih menerima dengan besar hati dan bersyukur atas semua 'keburukan'

THE SECRET OF MOSQUE

Saat kita , hati kita dekat dengan mesjid, saat pergi kemanapun rasanya kita sering dikelililingi mesjid. Melihat kemana-mana, yang terlihat mesjid. Saat hati kita jarang ke mesjid, saat ingin mencari mesjid rasanya suliiit sekali menemukannya, rasanya seperti kita dijauhi mesjid. tidak percaya? Buktikan. Ini yang saya rasakan. Mesjid saja bisa merasakan apa yang hati kita rasakan. Saat saya jarang ke mesjid dan suatu hari ingin sholat dhuha di mesjid: pintunya dikunci, tempat wudhunya digembok. Saat tiba di suatu kota, ingin mencari mesjid lalu bertanya-tanya, ternyata jauuuuhhh. Harus naik angkot. Dan angkotnya tidak muncul-muncul. Kejadian lain lagi, saat mesjidnya dekat, sekitar 500 meter dan kelihatan bangunannnya.. Waktu mau berangkat, hujan derasssss. Dan payung  tak ada. Begitulah, semesta kecil di dalam diri kita adalah cerminan semesta besar yang melingkupi kita. Vibrasi di dalam, ter-amplify keluar. Tak pernah salah: apa yang kita tanam, menentukan apa y

BUKAN NYERAH TAPI PASRAH

Dalam langkah mewujudkan impian kita, tahap terakhir sebelum mimpi itu menjadi nyata - dalam beberapa buku bahkan Al Qur'an - disebutkan satu sikap: pasrah . Merelakan. Ikhlas. Terwujud atau tidaknya kita serahkan pada Tuhan. Setelah kerja keras setengah mati, membentur-bentur tembok, tubuh babak belur, Tuhan menyodorkan pilihan: mau keras kepala memaksakan kehendakmu atau kau percayakan pada-Ku untuk menentukan takdir terbaikmu? Saya adalah orang yang sulit sekali menyerah. Tepatnya: tidak mungkin menyerah. Tapi pasrah adalah mempercayakan Tuhan dengan Kemahakuasaan-Nya menyempurnakan kerja keras kita. Logikanya sederhana: kita hidup di dunia ini toh dikasih pinjem. Seluruh properti di dunia ini termasuk diri kita ini milik-Nya. Lha ya terserah Dia to mau mengabulkan doa yang mana atau mewujudkan impian siapa. Kalau Tuhan iseng meniup nyawa saya saat menulis blog ini, bablaslah saya tanpa sempat pamit kepada Anda semua. Beberapa hari ini saya sering termenung di pers