Saat kita , hati kita dekat dengan mesjid, saat pergi kemanapun
rasanya kita sering dikelililingi mesjid. Melihat kemana-mana, yang
terlihat mesjid.
Saat hati kita jarang ke mesjid, saat ingin mencari mesjid rasanya suliiit sekali menemukannya, rasanya seperti kita dijauhi mesjid.
tidak percaya? Buktikan.
tidak percaya? Buktikan.
Ini yang saya rasakan. Mesjid saja bisa merasakan apa yang hati kita rasakan.
Saat saya jarang ke mesjid dan suatu hari ingin sholat
dhuha di mesjid: pintunya dikunci, tempat wudhunya digembok. Saat tiba
di suatu kota, ingin mencari mesjid lalu bertanya-tanya, ternyata jauuuuhhh.
Harus naik angkot. Dan angkotnya tidak muncul-muncul. Kejadian lain
lagi, saat mesjidnya dekat, sekitar 500 meter dan kelihatan
bangunannnya.. Waktu mau berangkat, hujan derasssss. Dan payung tak
ada.
Begitulah, semesta kecil di dalam diri kita adalah cerminan
semesta besar yang melingkupi kita. Vibrasi di dalam, ter-amplify
keluar. Tak pernah salah: apa yang kita tanam, menentukan apa yang kita
tuai.
Mesjid bukan bangunan mati, bukan benda tak berjiwa. Mesjid adalah tanda-tanda tak terbantahkan, bahwa Allah telah menerapkan hukumNya yang Maha Sempurna.
Subhanallah!
Komentar
Posting Komentar