Langsung ke konten utama

BERHARGA, KADANG TIDAK DIHARGAI.

"Tidaklah cukup melakukan yang terbaik,
kadang kita harus melakukan yang dibutuhkan" 


Tidak enak ketika apa yang kita usahahakan tidak mendapat apresiasi positif yang membanggakan. Menjengkelkan, saat pekerjaan yang mati-matian kita lakukan tidak bernilai dimata atasan. Tugas mata kuliah yang begitu sulit kita tuntaskan, tapi penghargaan tidak pernah kita dapatkan. Usaha baik untuk pasangan telah diberikan, tapi masih saja dibandingkan. Sudah berupaya untuk membuat design yang terbaik, tapi tetap saja ada penolakan.

 Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain memang harus terpenuhi. Setidaknya berupa senyuman yang kita terima dari penikmat hasil atau acungan jepol dari mereka yang menikati karya.

 Terkadang apresiasi yang kurang ini membuat kita jadi malas untuk melakukan hal serupa. Langkah kita terhenti karena tidak ada yang menghargai. Jangankan menghargai, untuk sekedar menyenangkan hati pun tidak kita dapati. Pupus sudah keinginan untuk mengulang apa yang terjadi. Tidak mau melangkahkan kaki lagi, apalagi menegakkan badan untuk berdiri.

 Memang wajar dan manusiawi. Pengakuan adalah salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Pengakuan dari orang lain adalah bukti bahwa kita ada. Keberadaan kita dianggap oleh orang lain. Sangat wajar, Karena kita manusia sosial yang hidup berdampingan dengan banyak orang.
Tapi kita harus tau, tujuannya bukanlah pengakuan. Memberikan yang terbaik bukan karena penghargaan. Bekerja sepenuh hati bukan lagi mengharap pujian, apalagi uang dan jabatan.

 Jika jabatan dan pengakuan menjadi tujuan maka ketika keduannya tidak didapatkan, tidak ada lagi gairah untuk mengulang. akhirnya, memilih untuk diam taka melakukan apa pun yang membuat pencapaian terhenti.

 Seperti anak kecil yang suka mennyakan ini dan itu bagi dia, banyak bertanya adalah luapan ekspresi untuk menarik perhatian orang dewasa. Tapi bagi orang dewasa, terkadang membuat risih. anak dianggap cerewet dan bawel. Ada yang malu mempunyai anak boleh seperti ini, apalagi ketika tengah berkumpul dengan yang lain. dianggap mengganggu saja. Akhirnya, Tak sedikit orangtua yang marah ketika mendapat pertanyaan aneh yang terlontar dari mulut anak, Orang tua mengutuk anak agar tidak cerewet dan banyak tanya. (diam! jangan cerewet! nggak usah bawel!)

 Semenjak kejadian itu, anak tidak mau bicara lagi. Bukan hanya tidak mau, tapi seakan lupa cara berucap. Kemarahan orangtua membuatnya terbisu hingga dia dewasa.

 Kita pun demikian, memilih untuk diam, tak melakukan apa pun lagi ketika apa yang kita usahakan tidak memperoleh pengakuan. Berhenti mendesign ketika mendapati kenyataan tak satu pun ada yang menghargai karyanya, berhenti menulis ketika tidak diterbitkan, berhenti berdoa ketika kesulitan tak henti berdatangan, Berhenti belajar ketika tahu nilai bagus bisa didapat dengan cara yang lebih instan.

 Itu semua terjadi ketika orientasi hanya pada pengakuan. Padahal, tak selamannya yang baik dinilai baik oleh orang-orang. Tak semua yang bernilai mendapatkan nilai yang pantas didapatkan.

 Begitulah kehidupan ini. Tidak ada yang bisa kita harapkan kecuali ikhlas dalam bertindak. Rela dalam menerima segala perlakuan. Selama kita yakin bahwa apa yang telah kita lakukan sudah yang terbaik.

 Mulailah memberikan yang terbaik dimana pun kita berpijak. Tanpa takut akan nihilnya pengakuan dan penghargaan. Tidak kendor ketika tidak ada yang menghiraukan, tidak berhenti ketika banyak celaan yang didapatkan, dan tidak sombong ketika pujian berdatangan.

 Tidak apa ketika karya kita tidak diterima. Bukan masalah saat usaha kita tidak dihargai. Mantapkanlah bahwa tujuan kita hanyalah kebermanfaatan, Bukan lagi penilaian. Orientasi kita adalah kebaikan, bukan lagi pujian. Biarlah kita terus melangkah dengan semangat baru, toh kita sekarang sudah tahu bahwa berharga kadang tidak dihargai.

"Memang buka penilaian orang yang kita harapkan teruslah berusaha memperbaiki diri agar apa yang kita persembahkan juga diterima banyak orang. Teruslah bersabar jika karya dan kerja kita tidak dihargai. Bukan berarti karya dan kerja kita jelek, Hanya saja selera dan cara pandang melihat pekerjaan yang berbeda jangan berhenti berupaya. Teruslah mencoba perjalanan masih jauh, asah terus kemampuan agar makin tangguh"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Dengan Ilmu-Nya (ust Salim A. Fillah)

Didalam memilih pasangan yang akan mendampingi hidup kita dunia akhirat libatkan ALLAH SWT dan libatkan orang-orang yang salih disekitar kita . Nabi SAW bersabda " tidak akan kecewa,tidak akan menyesal orang yang istikharah dan tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah".  maka ada 2 perkara ini yang selayaknya kita lakukan ketika kita hadapi urusan besar  Nabi SAW menuntunkan untuk istikharah dia shalat 2 rakaat kemudian dia berdoa   اَللهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ   ALLOOHUMMA INNI ASTAKHIIRUKA BI'ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA . dalam doa ini terkandung kepasrahan yang paling agung kepada Allah SWT "Ya Allah,sesungguhnya aku beristikharah dengan ilmu-Mu aku memohon pilihan dengan ilmu-Mu.    makna memohon pilihan dengan ilmu-Mu,adalah bukan ilmuku , bukan pengetahuanku tentang dia , bukan pengenalanku tentang dia yang entah hanya zahirny a sajapun sekecil sekali dibandingkan dengan

BILAL DAN ADZAN TERAKHIR.

Bilal bin Rabah ( Arab : بلال بن رباح , sekitar 580–640 Masehi; Bilal al-Habsyi, Bilal bin Riyah, Ibnu Rabah ) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia ) yang masuk Islam ketika masih diperbudak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam , maka Bilal disiksa terus menerus setiap harinya, guna mengembalikan keyakinannya agar tidak memeluk Islam . Tetapi Bilal tidak mau kembali kepada kekafirannya dan tetap melantunkan " Ahadun Ahad, Ahadun Ahad... ". Pada akhirnya Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar , dan menjadi salah seorang sahabat nabi . Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa rasulullah pernah mendengar suara terompah Bilal di surga . Ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah , maka orang yang pertama kali disuruh oleh rasulullah untuk mengumandangkan adzan adalah Bilal bin Rabah, ia dipilih karena suaranya sangat merdu dan lantang. Ia dikenal sebagai muazin pertama dalam Islam. Semenjak Rasulullah wafat , Bila

PERSATUAN DAN DINAMIKA ISLAM DIINDONESIA.

ASSALAMU ALAIKUM WARAH MATULLAHI WABAROKATUH BISMILLAHIRROHMANNIROHIM Sumber gambar :  http://muslimedianews.rssing.com  Dalam sejarah Indonesia, terutama awala abad ke 20, kita sering mendengar munculnya banyak organisasi-organisasi Seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-irsyad, dsb.  Banyak orang menjadi punya persepsi bahwa ummat Islam itu sejak awal terpecah belah karena adannya organisasi-organisasi itu. Padahal, jika kita lihat apa yang mereka fikirkan dan apa yang mereka perjuangkan, juga melihat bagaimana mereka berdinamika didalam sejarah, Persepsi itu seharusnya tidak muncul sebab walaupun mereka ada didalam organisasi yang berbeda, mereka sebetulnya mendirikan organisasi ini dalam wilayah perjuangan masing-masing.  Sementara dalam konteks hubungan antar organisasi itu sendiri, mereka punya pemikiran untuk berasatu. Salah satu buktinnya setelah organisasi-organisasi ini berdiri dan memang terkadang memang ada perselisihan yang cukup meresahkan ditengah mas