Langsung ke konten utama

MENGENDALIKAN LEBIH BAIK DARIPADA MENAHAN.#ramadhan

Sepertinya puasa itu akan lebih indah bila kita artikan sebagai aktifitas "mengendalikan" diri, bukan sekedar "menahan" diri. Karena kata "menahan" bila tidak hati-hati akan membuahkan tekanan dalam diri. Dan saat masa "menahan" itu selesai, kita seakan ingin bebas sebebas-bebasnya.

Amati saja aktifitas puasa kita selama ini. Gara2 kita memahami bahwa puasa adalah sekedar aktifitas menahan, ketika waktu buka puasa telah tiba, kita terdorong ingin bebas makan minum sepuasnya. Sampai-sampai waktu maghrib kita akhirkan seakhir-akhirnya, karena kita menunggu perut sampai kenyang sekenyang-kenyangnya.
Buka puasa adalah diantara tolok ukur keberhasilan puasa kita. Maksudnya, keberhasilan mengendalikan diri dalam berpuasa itu bisa kita lihat saat waktu berbuka tiba.
Bila saat siang hari kita mampu mengendalikan diri dari makan minum, karena ada larangan. Maka kekuatan pengendalian diri kita, akan terlihat saat beragam menu makanan terhidang di depan mata saat buka puasa. Masihkah kita mampu menjaga esensi dari puasa, yaitu mengendalikan diri pada saat itu ?
Bukan berarti kita tidak boleh makan dan minum saat berbuka. Hanya saja perlu kita kaji ulang, bahwa esensi bulan puasa adalah untuk mengurangi "sesuatu" pada diri kita, yang terdiri dari makan, minum, tidur, bermain dan lain-lain... untuk diganti dengan menambah aktifitas ibadah. Namun selama ini saat bulan puasa justru kuantitas makan, minum, tidur, dan bermain kita menjadi lebih banyak.

Bila bulan puasa hanya menjadi momen mengubah jadwal makan, minum, tidur dan bermain ... apalagi malah kesemua itu kuantitasnya meningkat saat bulan puasa, lantas bagaimana mungkin bulan puasa ini akan mampu menjadi momen bagi kebangkitan ruhiyah/spiritualitas kita ? Bisa-bisa bulan puasa malah jadi bulan kemunduruan kita.

Wallahu A'lam.

"Mas Kukuh El-jawiy"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Dengan Ilmu-Nya (ust Salim A. Fillah)

Didalam memilih pasangan yang akan mendampingi hidup kita dunia akhirat libatkan ALLAH SWT dan libatkan orang-orang yang salih disekitar kita . Nabi SAW bersabda " tidak akan kecewa,tidak akan menyesal orang yang istikharah dan tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah".  maka ada 2 perkara ini yang selayaknya kita lakukan ketika kita hadapi urusan besar  Nabi SAW menuntunkan untuk istikharah dia shalat 2 rakaat kemudian dia berdoa   اَللهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ   ALLOOHUMMA INNI ASTAKHIIRUKA BI'ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQUDROTIKA . dalam doa ini terkandung kepasrahan yang paling agung kepada Allah SWT "Ya Allah,sesungguhnya aku beristikharah dengan ilmu-Mu aku memohon pilihan dengan ilmu-Mu.    makna memohon pilihan dengan ilmu-Mu,adalah bukan ilmuku , bukan pengetahuanku tentang dia , bukan pengenalanku tentang dia yang entah hanya zahirny a sajapun sekecil sekali dibandingkan dengan

BILAL DAN ADZAN TERAKHIR.

Bilal bin Rabah ( Arab : بلال بن رباح , sekitar 580–640 Masehi; Bilal al-Habsyi, Bilal bin Riyah, Ibnu Rabah ) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia ) yang masuk Islam ketika masih diperbudak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam , maka Bilal disiksa terus menerus setiap harinya, guna mengembalikan keyakinannya agar tidak memeluk Islam . Tetapi Bilal tidak mau kembali kepada kekafirannya dan tetap melantunkan " Ahadun Ahad, Ahadun Ahad... ". Pada akhirnya Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar , dan menjadi salah seorang sahabat nabi . Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa rasulullah pernah mendengar suara terompah Bilal di surga . Ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah , maka orang yang pertama kali disuruh oleh rasulullah untuk mengumandangkan adzan adalah Bilal bin Rabah, ia dipilih karena suaranya sangat merdu dan lantang. Ia dikenal sebagai muazin pertama dalam Islam. Semenjak Rasulullah wafat , Bila

PERSATUAN DAN DINAMIKA ISLAM DIINDONESIA.

ASSALAMU ALAIKUM WARAH MATULLAHI WABAROKATUH BISMILLAHIRROHMANNIROHIM Sumber gambar :  http://muslimedianews.rssing.com  Dalam sejarah Indonesia, terutama awala abad ke 20, kita sering mendengar munculnya banyak organisasi-organisasi Seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-irsyad, dsb.  Banyak orang menjadi punya persepsi bahwa ummat Islam itu sejak awal terpecah belah karena adannya organisasi-organisasi itu. Padahal, jika kita lihat apa yang mereka fikirkan dan apa yang mereka perjuangkan, juga melihat bagaimana mereka berdinamika didalam sejarah, Persepsi itu seharusnya tidak muncul sebab walaupun mereka ada didalam organisasi yang berbeda, mereka sebetulnya mendirikan organisasi ini dalam wilayah perjuangan masing-masing.  Sementara dalam konteks hubungan antar organisasi itu sendiri, mereka punya pemikiran untuk berasatu. Salah satu buktinnya setelah organisasi-organisasi ini berdiri dan memang terkadang memang ada perselisihan yang cukup meresahkan ditengah mas